Selasa, 28 November 2017

REVIEW - I PROMISE







Hai.. hai.. Selama belajar menulis saya akan mencoba beberapa hal postingan, maafkan jika banyak kesalahanku yang diperbuat dalam tulisan ini.

Baiklah kali ini saya akan mereview komik lagi. Kenapa harus komik lagi yaa, iya betul sekali saya suka sekali dengan komik tapi sayangnya tidak suka koleksi komik hehe^^. Review ini dari komik yang berjudul The Promise by Satori Tae. Belum lama ini saya juga mereview komik dari Satori Tar, yang sudah baca pasti tau sekali tentang Miura Arata dan Shoko Yoneda yang endingnya menurut saya lucu. Baiklah kita mulai saja reviewnya.

Di sebuah rumah sakit besar ada seorang ibu dan anak perempuan. Anak perempuan itu bernama Nao, seorang gadis SMP yang ingin masuk ke sekolah S. Sekolah S merupakan sekolah terbaik di Jepang. Namun saat itu nilainya selalu turun, kedua orang tua Nao menginginkan Nao untuk masuk sekolah S. Nao pun dituntut untuk selalu belajar dan berusaha untuk lebih dari yang lain dan memasuki sekolah S. Suatu ketika Nao mendapatkan hasil laopran nilainya dan nilainya turun lagi tapi ia mendapat rekomendasi dari sekolah. Karena kedua orang tua Nao hanya mengingkan Nao masuk Sekolah S maka mereka pun kecewa tanpa melihat hal bagus yang Nao dapatkan. Nao pun sedih, ia berjalan di sepanjang taman di rumah sakit tersebut sambil membawa kertas laporan nilainya. Angin pun berhembus dan menerbangkan kertas laporan nilainya, Nao berlari untuk mengejar kertas tersebut. Kertas itu mendarat tepat di wajah seorang pria tampan yang sedang  duduk di bangku taman tersebut. Nao segera meminta kertas itu untuk di kembalikan, namun pria itu tidak mengembalikan dan hanya bertanya kepada Nao. Pria itu bernama Kou ia merupakan pasien di rumah sakit itu yang bersekolah di sekolah S. Singkat cerita Kou mengetahui bahwa Nao merupakan peserta ujian di sekolah S dan Kao mengetahui bahwa Nao khawatir dan tidak percaya diri dalam ujiannya itu. Kemudian Kao menawarkan diri jika memang Nao tidak percaya diri Nao disuruh datang ke kamarnya di ruang 303. Nao kembali  dengan bingung akan dirinya sendiri yang khawatir dan tidak percaya diri. Nao merupakan anak satu-satunya, ayahnya di PHK dan Ibunya selalu menyuruhnya belajar. Nao kesal dengan keadaan itu yang membuatnya merobek kertas laporan nilainya.

Keesokan harinya Nao pun datang ke kamar 303, kamar Kao. Rupanya kamar itu kosong, lalu tiba-tiba suara pria laki-laki terdengar dan ternyata itu Kao. Mereka duduk di taman rumah sakit, Kou menceritakan kejadian kemarin. Rupanya Kou telah memperhatikan Nao yang sedih dan memperhatikan kertas laporan nilainya dengan serius. Dan Kou mengetahui dengan sendirinya dan bertanya apakah Nao mengikuti ujian itu karena di suruh orang tuanya, dengan cepat Nao membantah pernyataan itu. Dengan tekadnya itu, Kou hanya berbicara “Bagus, dengan menjadi kuat, kamu membuktikan bahwa kamu sudah berusaha sekuat tenaga. Tapi kamu harus lebih percaya diri.”

Setelah itu, Nao setiap hari datang ke tempat Kou. Ia mendengarkan pengalaman Kou waktu ikut ujian dan bertemu dengannya walau tidak ada bahan pembi caraan. Bagi Nao itu ada lah saat-saat berharga yang tak tergantikan oleh apapun. Nao dan Kou pun pergi ke atap dan menceritakan kebahagiaan mereka.

Ketika Nao berada di sekolah, rupanya gosip bahwa ia setiap hari ke rumah sakit dan bertemu dengan Kou telah tersebar. Pada akhirnya mereka menanyakan langsung ke Nao, banyak yang tidak menyukai Nao dan beranggapan bahwa kedekatannya dengan Kou hanyalah untuk mencari jalan pintas agar bisa lulus di sekolah S.

Ketika Nao di rumah dan ia telah selesai belajar ia berencana untuk pergi menemui Kou, namun ibunyanya menegur bahwa ayahnya akan segera pulang. Benar saja ketika ia membuka pintu, ayahnya sudah berada di luar pintu dan ternyata ayahnya sudah tau bahwa Nao akan ke rumah sakit tapi ayahnya tidak mengizinkannya keluar, Nao pun dimarahi dan hanya boleh pergi ke sekolah dan beli buku karena ujiannya sudah semakin dekat. Nao tidak menerima pernyataan ayahnya, Nao lari keluar rumah. Baginya untuk apa belajar dengan keras. Ketika Nao sampai di rumah sakit ia menceritakan semuanya kepada Kao dan menyatakan bahwa ia telah menyerah. Dengan sangat bijak Kou memberikan nasihat bahwa untuk apa manusia hidup, kemudian Kou hanya memperkenalkan Nao dengan Kaito. Dia adalah sekolah anak kelas 5 SD yang sudah setahun masuk rumah sakit itu, dia juga menginginkan masuk ke sekolah S dan ia selalu ceria dan optimis padahal ia sudah beberapa kali di operasi. Nao pun seketika merasa sedih, dia kira hanya dia lah yang paling menderita. Kou pun menguatkan Nao dengan keceriaannya dan semangatnya. Nao yang kemudian menangis memeluk Kou, Kou pun hanya membalas mencium keningnya. Dan Kou mengungkapkan perasaannya.

Keesokan harinya Nao datang ke kamar Kou di rumah sakit, Nao menceritakan bahwa ia telah meminta maaf kepada ayahnya dan ayahnya mengerti asalkan ia bisa masuk sekolah S. Kemudian Kou memberikan sebuah jimat dari ibunya agar Nao lulus ujian, dengan semangat Nao mengajak Kou keluar dengan menarik tangannya Kou namun tiba-tiba Kou merasa kesakitan. Ketika Nao bertanya tapi dengan wajah cerianya Kou mengatakan semuanya baik-baik saja.

Ketika di sekolah, teman Nao curiga dengan keadaan Kou yang sampai saat ini masih di rumah sakit mereka pun merasa bahwa Kou bukan memiliki sakit yang biasa. Nao langsung menemui ibu Kou untuk menanyakan kejelasan tentang sakitnya Kou. Dan ibu Kou mengatakan bahwa Kou akan di operasi. Operasinya itu akan merenggut jiwanya tapi jika ia tidak di operasi maka Kou tidak akan sembuh. Nao pun sedih, tapi ia tetap menyemangati Kou dengan tetap tersenyum di depan Kou.

Operasi Kou tanggal 25 dan itu bertepatan dengan hari ujian Nao. Dengan tekadnya yang kuat dan janjinya kepada Kou sambil memegang jimat yang di berikan Kou, Nao pun berusaha dengan keras. Setelah ujian Nao selesai ia langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui Kou namun ketika sampai di depan kamar Kou ia hanya melihat bekas pakaian rumah sakit Kou, buku dan sebuket bunga di atas tempat tidurnya. Nao terkejut dengan apa yang dia lihat dan menjatuhkan  jimat yang diberikan Kou. Dia mengingat semua kenangannya bersama Kou, Nao sangat sedih. Ibu Kou menghampiri Nao dan memberikan sebuah surat yang dititipkan Kou untuknya. Surat itu hanya tertulis “Teruslah hidup, Nao.” Tak terbendung lagi air mata Nao hingga ia menangis dengan keras. Kou meninggal pada usia 17 tahun.

Namun Nao tetap melanjutkan hidupnya dan ia di terima di sekolah S. Bagi Nao sudah tidak dapat lagi bertemu dengannya. Dalam jiwa Nao, ada Kou. Kou yang membuatnya hidup optimis dan selamanya Kou akan selalu ada. -End-


Waaah, ending yang sangat menyedihkan yaa. Semoga kita hidup selalu optimis dan tidak merasa diri kita yang paling menderita. Percaya saja di balik setiap hal yang kita perjuangkan selalu berjalan dengan baik. Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar